Dari Software Engineer Menjadi Product Engineer
Sudah lama ga nulis jurnal personal tentang perjalananku sebagai software engineer. Banyak sekali up and down, meskipun kebanyakan sih down-nya aja yaa wkwkwkw.
Sejujurnya, sebagai SE, saya ini cuman seorang yang ingin berbagi seputar informasi, tips and tricks, tutorial bagaimana cara menyelesaikan problem ketika ngoding. Bukan seorang profesional, bukan seorang yang sudah menghabiskan sekian tahun dalam indsutri
Setelah 4 tahun ngoding, saya berkontemplasi tentang sebenarnya apa sih field yang sedang saya geluti. Dunia programming begitu luas, dan rasanya sungguh overwhelming seumpama saya menelan bulat bulat ilmu yang ada
Sejak pertama kali ngoding, saya tidak pernah melabeli saya sebagai Front End, Back End, bukan juga Fullstack. Saya melabeli diri saya sebagai Web Developer, meskipun ketika bosan. Saya juga sedikit demi sedikit mencoba untuk mempelejari ilmu baru seperti Data Science dan Machine Learning.
Sebenarnya dalam menyematkan nama Fullstack ke diri saya pun masih sedikit membebani. Karena Fullstack itu bukan role yang main main. Begitu banyak jam terbang yang harus dilakoni untuk bisa menyebutkan kepada dunia bahwa saya adalah Fullstack Engineer.
Sehingga saya mematangkan diri seraya merendahkan hati bahwa ilmu saya baru sekedar di ranah software engineering aja. Itu pun masih banyak yang belum saya pelajari
Namun lama kelamaan, saya menyadari bahwa ranah software engineering barulah berkutat pada teknologi, logika, dan cara penyelesaian yang dilakukan tanpa harus mikir mikir jauh seputar bisnis dan produk software yang diinginkan
pengertian ini sepertinya susah difahami seumpama kita belum mengerti defisini software engineer. Menurut, wikipedia
A software engineer is a person who applies the engineering design process to design, develop, maintain, test, and evaluate computer software.
Semua terms dan istilah yang disebutkan diatas hanya berkutat pada sebuah mekanisme sebuah product, bukan lini bisnis dan apa yang sebenarnya ingin kita tawarkan pada user (seumpama software sudah diluncurkan)
Maka dari itu, bisa jadi role seperti ini ga cocok dengan semua orang. Jika kamu adalah programmer yang ingin kerja di sebuah unicord dengan gaji fantastis, ga ada salahnya kamu menggeluti istilah istilah diatas yang berkaitan dengan software engineer. Kamu hanya fokus gimana cara menulis kode dengan baik dan memiliki logic yang bagus untuk menyelesaikan masalah, ditambah dengan penguasaan yang mumpuni seputar teknologi dan bahasa pemograman yang digunakan
Tapi jika kamu adalah seorang solopreneur, project manager, atau freelancer. Sepertinya kita rkita tidak bisa stop hanya dengan memikirkan how the software works. Itu juga perlu tapi masih membutuhkan rukun ilmu yang lain
Dan salah satu nama role yang tepat untuk menggambarkan role tersebut adalah Product Engineer
Apa itu Product Engineer?
Singkatnya, Product Engineer adalah software engineer yang membuat product. Lhooo, kalo begitu pengertiannya, software engineer juga sama. Sama sama membuat product.
Namun ini berbeda. Jika kamu bekerja sebagai software engineer, kamu tidak bekerja sendiri. Kamu akan bekerja bersama tim, dan setiap harinya kamu akan menyelesaikan fitur fitur yang selanjutnya akan direview oleh senior software engineer. Kamu sama sekali tidak perlu ikut campur dalam keputusan bisnis yang sudah disepakati, apalagi kalo kamu sudah kerja di unicorn yang sudah berdiri bertahun tahun. Jadi para VP, PM disana sudah lebih berpengalaman melihat kondisi market dan user
Beda lagi kalo kamu menjadi product engineer. Mau tidak mau kita dipaksa untuk bisa mengamati kebutuhan user, apa yang sebenarnya user inginkan.Dan kita sebagai programmer mencoba untuk mewujudukan software yang diinginkan
Permasalahannya adalah terkadang permintaan user yang sangat sulit diwujudkan yang sangat beriringan dengan skill kita sebagai programmer
Begini, kalo user membutuhkan website inventaris. Memang demand seperti itu banyak, dan yang mampu membuatkannya pun juga bbanyak. Bahkan kalo kamu seorang programmer dengan pengalaman setidaknya sepuluh tahun bisa membuat aplikasi inventaris CRUD dengan keamanan, fleksibiltas yang tinggi.
Namun ada case dimana, skill kita mampu menciptakan sebuah software yang tidak ada satupun user butuhkan. Ini sering terjadi dimana kita sudah mencoba untuk meluncurkan aplikasi, namun belum ada satupun user yang terregistrasi
Maka dari itu, dibutuhkan jam terbang yang tinggi untuk bisa menguasai seluruh domain software engineering hingga akhirnya kita bisa memenuhi segala kebutuhan user di pasar
Salah satu kebutuhan user yang paling bombastis dan mampu diwujudukan dengan baik adalah dengan ditemukannya. Saweria
Yup, Saweria merupakan software yang dibutuhkan oleh para streamer dan penonton untuk bisa menarik dana melalui berbagai metode pembayaran
Menurut saya ini merupakan contoh product engineering yang baik dan harus menjadi contoh bagi aspiring product engineer seperti saya untuk bisa selalu berkembang dan belajar
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu tertarik menjadi product engineer?
Comments
Post a Comment