Blog Sudah Mati?
Sebelum gua tidur, plis ijinkan gua untuk menumpahkan beberapa buah pikiran yang tiap hari kian menjadi, menjalar, mengingatkan dan terngiang ngiang ketika gua pengen tidur dan sedang buang air besar (percayalah, boker adalah tempat mujarab untuk menerima inspirasi)
Dunia internet udah semakin maju, begitu pula dengan milyaran konten di dalamnya, internet layaknya perpustakaan raksasa yang tiap kedatangan semua penulis dari jagad raya, bahkan ga ada ceritanya penulis informasi di Google ditolak karena informasinya kurang kata kata dan gak lazim. Nggak ada
Awalnya manusia gemar membaca, terkadang juga terselip beberapa patah kata dan plesetan yang sedikit tak membuat manusia mati kebosanan saat membaca. Kalian bisa merasakan hal itu saat sedang scrolling timeline Twitter. Padahal media sosial media untuk nulis keluh kesah tak hanya Twitter saja, ada banyak sekali. Tapi kenapa Twitter yang jadi primadona?
Mungkin itu bisa dibahas di post yang lain
Sebenernya gua cuma pengen cerita sedikit betapa kagumnya gua terhadap perkembangan internet. Dahulu kala semua manusia suka menulis di dalam sebuah Platform bernama Blogger. Disana lah kebanyak informasi dimuat selain dari Wikipedia. Semua orang ibaratnya memiliki hak yang sama untuk menjadi jurnalis tanpa ada ikatan boss direksi dan elit media. Semua orang bebas, seumpama ada orang yang gak suka atau menganggap berita itu bohong, maka orang itu bisa dibantai dengan tombol sakti dengan gambar bendera alias tombol Report.
Semudah itu
Tapi pada tahun 2009, dunia perbloggingan mulai diisi dengan para blogger yang tak hanya mau menyajikan informasi atau data saja tapi terkadang mereka juga mempunyai keresahan yang melanda dan layak untuk diceritakan. Gua bukanlah seorang yang suka bercerita tentang diri gua atau bahkan menceritakan apapun yang menarik meskipun cuma datang seklebat dalam hidup.(kenapa jadi bahas gua), sehingga lahirlah beberapa penulis blog yang bersliweran di dunia maya seperti Raditya Dika. (cuma dia doang yang gua tahu)
Raditya Dika adalah orang yang berhasil menggebrak dunia blogger personal. Apa itu blogger personal?
Blogger Personal adalah blogger yang membahasa segal sesuatu tentang jati diri si penulis atau orang lain contohnya seperti blog ini, blog ini kadang ngomongin keseharian gua yang kagak penting sampe ngomongin minat gua dalam dunia programming dan film. Yah, meskipun masih dibilang gua ini tipe penggemar karbitan lah
Raditya Dika sangat booming saat itu, meskipun gua baru ngeh sama Radit semenjak baca buku Manusia Setengah Salmon beberapa tahun lalu, tapi Raditya Dika bisa dikatakan penulis paling berpengaruh,, meskipun semua tulisannya biasa biasa aja. Tapi karena ia, semua orang pengen banget jadi penulis haha-hihi di blog maupun di Twitter
Hingga pada tahun 2018an, gua mulai merasakan kalo blogger sudah kehilangan semangat. Kehilangan energynya. Kini semua orang beralih ke Youtube untuk mencari informasi dan hiburan, tak lagi harus membaca rangkaian kata yang terkadang hanya membuat kening mereka berkrenyit, pusing menyerna kata kata
Gua sebagai penulis mulai khawatir akan hal ini. Di sisi lain gua khawatir kalau Adsense di blog gua bakalan diputus. Ya meskipun hasilnya ga seberapa sih, setidaknya bisa menjadi harapan kalau suatu saat blog ini akan bergelimang adsense dan endorse-an dari penjuru negeri. Ditambah gua juga makin pesimis mencari orang orang yang mau baca tulisan gua, karena para readernya juga sedikit
Orang orang rela membaca, hanya karena mereka ingin mencari informasi dengan cepat dan mudah. Skimming menuju data data penting yang mereka benar benar butuhkan. Padahal sistem Google menilai blog kita baik atau enggak, itu tergantung dari durasi visitor membuka halaman blog kita. Kalau misal ada satu pengunjung blog hanya skimming dan mencari data yang paling ia butuhkan, kemungkinan halaman post kita hanya dibuka hanya dalam waktu kurang dari semenit
Sehingga kita makin ragu untuk menulis banyak tulisan di blog. Maka dari itu pasti ada saja postingan di blog ini yang gua gak nulis banyak karena memang gua mager banget nulis, atau postingan gua terlalu bisa disampaikan secara to-the-point
Sejak tahun 2014 gua bergabung pada sebuah komunitas Blogger, bernama Blogger Energy. Setiap hari mereka membuat postingan di grup facebook untuk share tulisan mereka, lalu kami akan blog-walking satu persatu dan meninggalkan jejak disana.
Semua itu berjalan kurang lebih hingga 2017
setelah itu gua gak aktif lagi ngblog dan jarang lagi nimbrung di grup.
Hingga pada awal tahun 2019, gua dapet undangan bergabung Blogger Energy via Grup WA. Disana setiap hari kita tetap menjalankan rutinitas blogwalking. Gua punya kebiasaan, setiap link postingan yang gua taro disitu hanyalah link dari post terbaru gua. Sehingga sudah kurang lebih setahun gua kagak share link gua disana
Sekarang malah, gak cuma blog aja yang di-walkingin. Tapi Youtube dan Instagram. Gua ngerasa blogger jaman sekarang udah gak berenergi lagi. Alhasil gua juga makin males, kalau disuruh youtube walking, gua lebih memperhitungkan nonton Channel Youtube lain yang lebih kerena (bukan berarti Channel Youtube di Blogger Energy jelek ya), kalau dulu alasan gua bacain postingan blog anak anak BE karena gua gak tahu lagi dimanakah orang orang yang punya kebiasaan nulis blog tentang keseharian mereka dengan gaya tulisan yang variatif. Dimana coba?
Blogger Energy adalah alasan gua bisa baca sambil ketawa, selain dari bukunya Raditya Dika
Gua punya mimpi orang orang bisa lebih bisa mencurahkan perasaan di tulisan dibandingkan video. Karena rasanya beda banget
Comments
Post a Comment