Apa Harus Ikut UKM?
Sebelum masuk kuliah, gua selalu membayangkan temen temen seperti apa yang bakal ada di kampus. Gua membayangkan ada temen tipe rebel, ada yang kalem, alim, pinter, talented, dsb. Ternyata, setelah gua mengikuti segala kegiatan termasuk welcoming dan segala tetek bengeknya. Yah, sebagian ada beberapa temen yang rada rada mirip dengan apa yang gua perkirakan. Meski gua belom ketemu sama temen yang mirip banget sama gua dari segi selera, dan minat
Berkaitan dengan bertemunya gua dengan temen temen. Pasti mereka juga punya beberapa minat/hobi yang beragam. Ada yang suka musik, gambar, organisasi, dll. Gua berharap gua bisa nemu temen yang suka perfilman. Karena, gua suka nonton film, dan nagih banget bikin film
Nyatanya, di kampus yang sekarang gua tempati ini, ga ada UKM Perfilman (UKM itu semacam wadah organisasi tentang bidang tertentu. Kalau di sekolah biasa, semacam ekskul. Kalau di jepang, nama lainnya, club. Bukan, bukan shelter). Adanya UKM tentang Tari, dan Seni. Tipikal UKM di kampus kampus biasanya
Banyak temen temen gua yang ikut UKM. Ada yang mereka sebetulnya minat, ada yang ikut ikutan, ada yang masih bimbang, sebenernya mereka bisa apa engga sih kalau ikut UKM ini.
Menurut gua, ikut UKM bukanlah sebuah keharusan. Terlebih lagi kalau ga ada kemampuan.
Mau saja tidak cukup. Minimal kalian punya pengalaman yang berkaitan dengan UKM tsb
"Yah, gapapa. Kata Kaka Tingkatnya semua disini juga belajar kok"
Contoh gua sendiri
Gua suka nyayi. Bagi pikiran awam, pasti seharusnya gua berangkat jam 11.00 siang, datang ke kampus untuk ketemu teman teman UKM Musik. Tapi bagi gua, ikut UKM Musik hanya sekedar suka bukanlah motif kuat untuk bisa menekuni sebuah bidang. Pertama, gua harus suka, dan konsisten. Gua takut, hanya sekedar merasa bisa, malahan hanya membunuh karakter gua ketika gua dikritik.
Mengikuti UKM artinya kalian juga harus punya prioritas.
Prioritas kalian apa?
Dan seharusnya apa?
Prioritas ini sangat tak bisa diseragamkan. Apalagi, untuk orang orang yang punya pikiran bahwa kuliah hanya sekedar untuk mencari Ijazah. Dan jika itu adalah prioritas kalian, maka tidak ikut UKM, tidak ikut BEM, tidak mengerjakan tugas sendiri, adalah hal yang cocok.
Prioritas menurut gua bisa dibagi menjadi dua hal.
1. Karir
2. Hobi
3. Akademik
Dari tiga hal ini coba pilih mana yang paling mewakili kesibukan kalian
Jangan sekali kali memilih ketiga nya. Karena kalian gak bakalan mampu
Kalau kalian memilih karir sebagai prioritas kalian. Maka mengikuti BEM, mengasah softskill di rumah, mengikuti kursus, giat mengikuti seminar adalah hal yang harus kalian lakukan. Kalian gak perlu capek capek ikut UKM apapun. Selain BEM. Karena, lagi lagi ketika kalian menghabisi masa kuliah di kampus, kalian mencoba mencari bekal demi pekerjaan kalian dua sampai lima tahun kedepan. Syukur syukur, selama kuliah kalian punya side-job di sebuah perusahaan, atau kalian punya bisnis kecil kecilan (dropshiper, reseller, dll) yang sudah berjalan
Kalau kalian menekuni hobi dengan lahir batin. Maka prioritas kan itu.
Kalian harus tertib berlatih hobi kalian sampai benar benar menghasilkan uang
Suka design/gambar, maka asahlah sampai benar benar jago. Jangan hanya setengah bisa, karena tak ada yang mau membayar untuk itu
"asal jago dalam suatu bidang, maka akan 'berduit'" -Anonymous
Kalau kalian memilih kuliah demi prestasi akademik, itu juga tak ada salahnya. Prestai akademik menggambarkan seberapa jauh konsistensi seseorang dalam mengerjakan tugas, dan 'lumayan' bisa menunjukan bagaimana seseorang menyelesaikan masalah. (Karena gak ada yang tahu pasti apakah seseorang benar benar bisa menyelesaikan masalah)
Kalian cukup belajar, mantengin Youtube (untuk belajar dari channel edukatif), update rumus rumus matematika terbaru, tepat waktu mengerjakan tugas. Hingga pencapaian terakhir yang paling prestigous adalah, ketika kalian bisa lulus cumlaude dan memberika pidato di acara wisuda
Ketiga hal prioritas di atas, pasti bernilai. Selama ada tanggung jawab di dalamnya. Bagi kalian yang sok sok mengerjakan prioritas tapi semaunya sendiri, jangan menangis jika gagal perlahan, menangis tak apa apa, selama mau berdiri lagi untuk bertanggung jawab.
Comments
Post a Comment